Senin, 15 Desember 2008

Semua Salahku..

satu kata mewakili satu makna, satu maksud menunjukkan satu kejadian, satu aksi menandakan satu kesempatan

Ku duduk bersila mengambil nafas dalam-dalam, kemudian menghembusnya pelan-pelan. Ku lakukan berulang-ulang hingga kesadaranku bertambah sedikit demi sedikit. Ku praktekan apa yang baik menurut orang lain dan menurut ajaran yang ku anut, ku singkirkan pikiran negatif dari dalam diriku. Ku ingin berubah, ku ingin meraih, dan ku ingin bersaing, itu yang kupikiran dan yang harus kulakukan. Lalu ku bunuh nyamuk yang mulai dekat denganku, ku sentil semut yang mendaki badanku hingga pingsan, dan ku usir lalat yang hinggap di kepalaku.

Ku sadar hal itu tidak benar, ku sadar itu melanggar sila, dan ku sadar pula itu mendatangkan karma buruk. Semua itu aku sadar, tapi otak aku dan tangan ku tidak sependapat, tangan ku hanya melaksanakan tugasnya sedangkan aku pada saat itu hanya melatih pikiranku. Semua yang terjadi itu aku sadar.

Memang salahku menyalahkanmu, salahmu menyuntikku, salahmu mendakiku, dan salahmu mendekatiku. Memang aku sadar kalau aku mengatakan hal yang buruk dan menyalahkan orang lain atas perbuatanku. Memang aku sadar bahwa aku menyalahkanku, serta tidak memberimu kesempatan untuk mendekatiku. Hanya saja mulutku tidak sependapat dengan pikiranku, mulutku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi apa yang kulihat. ya, begitu juga mataku tidak sependapat dengan pikiranku.

Apa yang kulatih selama ini? Apa yang kudapat selama ini? dan Apa yang kurasakan selama ini? Memang benar aku mendapatkan pelatihan-pelatihan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, memang benar aku mendapat didikan yang begitu baiknya, dan memang benar aku mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai hal-hal yang baik dan buruk mengenai diri sendiri, orang lain, dan juga dunia.

Apa yang kulakukan hari ini? Apa yang kuperbuat hari ini? dan Apa yang kuciptakan hari ini? Benar sekali, aku melakukannya dengan pikiran yang sadar, tanpa sepengetahuan pikiranku, mulutku telah mengatakan bahwa aku melakukannya tanpa sadar. Apa yang terjadi? Apa yang telah ku-ucapkan? Apa yang telah ku lakukan?

Batin kecil ku tertawa geli mendengarnya. Tapi ku tak bisa berbuat apa-apa.
Mereka terlihat menjijikan, mereka terlihat bodoh, mereka terlihat aneh, mereka tidak ada kerjaan, mereka usil, ya mereka itu tidak sama dengan ku.

Satu kalimatmu sudah cukup buat aku untuk mendeskripsikan-mu, dan itu lah yang sedang kupikirkan sekarang. Aku tidak butuh penjelasanmu, aku tidak suka mendengarkan penjelasamu, aku tidak ngerti akan penjelasamu tapi aku tahu mengenaimu. Memang aku lah begitu, karena aku seorang terpelajar, aku menguasai banyak ilmu, mengerti akan ajaran baik dan buruk. Tak disangka ternyata aku begitu rendahnya dari binatang. Hanya dari satu kalimatmu aku bisa mengenalmu, bisa mengerti-mu. Ah, sangat lucu, ah, begitu rendahnya aku. Bahkan lidah ataupun bibir dapat tergigit oleh gigi yang sudah lama mengenal dan begitu dekat. Aku memang telah melatih pikiran ku, tapi mereka tidak sependapat dengan emosiku dan egoku.

Sebenarnya aku tidak mau mengejek, menggosip, mengatur, menuduh mereka tapi mulut aku tidak sependapat. aku juga tidak mau memukul, menghajar, menampar mereka tapi tanganku tidak sependapat dengan itu semua. Dan semua terjadi begitu cepat, mulutku, tanganku, egoku, emosikku bekerja lebih cepat dari pikiranku.

Aku ingin memikirkan hasil tindakan ku dulu, aku ingin memikirkan apa yang akan kulakukan, dan aku ingin memikirkan apa terbaik dari semua hal bodoh yang akan kulakukan dan Semogo aku bisa melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar